Posted by
Kecamatan Sukorejo on
Jumat, 03 Maret 2017
Kreatif & Inovatif
City Branding lewat gerakan matoanisasi sudah dimulai sejak tahun
2015, City branding dilakukan untuk meningkatkan image Kecamatan
Sukorejo yang sebelumnya tidak begitu dikenal masyarakat luas, OPD Kecamatan
Sukorejo menjadikan matoa sebagai ciri khas buah-buahan dan produk olahan buah
matoa yang nantinya juga dapat menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat di Kecamatan Sukorejo. Gerakan Matoanisasi ini
melibatkan semua unsur dari masyarakat, tokoh masyarakat, LSM, CSR sampai
dengan perguruan tinggi secara terintegrasi.
Inovasi yang dilakukan antara lain:
- Pembibitan Pohon Matoa, selama ini matoa hanya dikembangbiakkan secara
Konvensional (satu biji, satu bibit). Sukorejo sudah bisa memproses
pembibitan matoa dengan cara Kultur Jaringan (satu biji bisa jadi 4-5 bibit).
|
Proses Pembibitan Matoa menggunakan Teknik Kultur Jaringan |
- Penanaman Pohon Matoa, untuk mewujudkan
kelestarian lingkungan di Kecamatan Sukorejo sampai saat ini 25.000 bibit
pohon matoa yang telah ditanam di 19 Desa.
|
Sebaran Penanaman Bibit Pohon Matoa di Kecamatan Sukorejo |
- Munculnya pegiat UKM baru untuk pengolahan buah
matoa, hasil produk pengolahan antara lain: Sirup, Dodol, Manisan basah
dan kering maupun Sari buah.
|
Sirup Buah Matoa |
|
Dodol Buah Matoa |
|
Manisan Buah Matoa |
|
Sari Buah Matoa |
- Adanya produk batik matoa yang diberi nama “Sarono Raharjo”, sebagai batik khas Kecamatan
Sukorejo.
|
Batik Matoa "Sarono Raharjo" |
|
Batik Matoa "Sarono Raharjo" Pemasarannya sudah sampai Papua |
Dari beberapa inovasi yang dilakukan diatas
telah muncul ciri khas di Kecamatan Sukorejo, sehingga Kecamatan Sukorejo dapat
dikenal oleh masyarakat umum sebagai City of Matoa.
Baca Sebelumnya:
Proposal Sinovik Sukorejo City of Matoa - Pendekatan Strategis
0 Comment for "Proposal Sinovik Sukorejo City of Matoa - Kreatif dan Inovatif"